Minggu, 14 Desember 2014



HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
SEMESTER GANJIL SMA ISLAM NURUL JADID ROPO TAMBERU BARAT
SOKOBANAH SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015


HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
SEMESTER GANJIL SMA ISLAM NURUL JADID ROPO TAMBERU BARAT
SOKOBANAH SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015



HASIL EVALUASI MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
SEMESTER GANJIL SMA ISLAM NURUL JADID ROPO TAMBERU BARAT
SOKOBANAH SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Rabu, 10 Desember 2014

Pakar hubungan asmara Charles J. Orlando melakukan survei dengan melibatkan 1.000 responden wanita. Dalam surveinya dia bertanya hal apa yang sebenarnya diinginkan wanita saat bercinta. Jawaban dari para responden cukup bervariasi. Berikut ini daftar tujuh hal sesuai survei tersebut yang diinginkan wanita saat berada di tempat tidur bersama pasangannya, seperti diungkapkan Charles pada Your Tango:

Senin, 01 Desember 2014

Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]
Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]
Masalah Isa/Yesus
Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.
Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]
Disadari atau tidak, seorang istri menjadi kekuatan penting dalam kehidupan suami, bukan hanya pelengkap, tapi ia adalah penentu utama dan memiliki peran besar bagi kesuksesan suami dan buah hatinya. Sejarah telah mencatat, dibalik kesuksesan dan kebesaran seorang suami selalu ada istri yang setia menopang dan membantunya. Di balik Nabi Adam ada siti Hawa, di balik Nabi Muhammad ada Siti Khadijah, dan bahkan di balik Soeharto ada Ibu Tien.

Demikianlah, istri yang sosoknya terlihat lemah, ternyata memiliki energi yang luar biasa. Ia adalah inspirasi tak bertepi yang mampu menghantarkan sang suami ke jenjang kesuksesan yang sepintas mustahil dijangkaunya. Begitu juga sebaliknya. Hari ini, betapa banyak kita dengar orang-orang besar yang  mendadak hancur karier dan masa depannya karena terjerat kasus hukum, mulai dari perselingkuhan, korupsi sampai pembunuhan. Tentu ini tidak harus terjadi bila di belakang mereka ada sosok istri yang hebat. Yang mampu mendamaikan mata dan jiwa sang suami.   


Senin, 24 November 2014

Laporan Pengaruh Suhu Terhadap
Aktifitas Organisme
I. LANDASAN TEORI
Suhu merupakan kondisi yang paling penting dan
berpengaruh terhadap suatu organisme. Krebs (1978)
menyatakan bahwa suhu dan kelembapan merupakan dua
faktor pembatas utama terhadap penyebaran organisme
di bumi. Selanjutnya krebs (1978) melaporkan bahwa
suhu berpengaruh terhadap siklus hidup dan membatasi
penyebaran suatu spesies melalui pengaruhnya terhadap
kelulushidupan (survival), reproduksi, perkembangan
organisme muda, dan kompetisi dengan bentuk kehidupan
lain yang mendekati batas toleransi suhu (predasi,
parasitisme, penyakit).
Secara garis besar suhu mempengaruhi
metabolisme, penyebaran, dan kelimpahan organisme.
Sebelum kita menganalisi pengaruh ekologi dari suhu
sebaiknya kita lihat dahulu gambaran suhu lingkungan
secara global (Sutarno, 2001).
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan
yang paling jelas , mudah diukur , dan sangat beragam .
Suhu mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas
biologis organime, baik hewan maupun tumbuhan. Ini
terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi
kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus
menentukan kegiatan metabolik, misalnya dalam hal
respirasi. Seperti halnya dengan faktor lainnya, suhu
mempunyai rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis
organisme. Masalah ini dijelaskan dalam kajian ekologi
yaitu : Hukum Toleransi Shelford” dengan alat yang
relatif sederhana. Percobaan tentang pengaruh suhu
terhadap aktivitas respirasi organisme tidak sulit
dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer
sederhana (Tim pengajar, 2011).
Dalam rangka menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, hewan memiliki toleransi dan resistensi
pada kisaran tertentu dari variasi lingkungan.
Kemampuan mentolerir variable lingkungan ini erat
kaitannya dengan faktor genetik dan sejarah hidup
sebelumnya. Kisaran ekstrim dari variable lingkungan
yang menyebabkan kematian bagi organisme disebut zone
lethal. Kisaran intermedier dimana suatu organisme
masih dapat hidup disebut zone toleransi..Ikan akan
melakukan mekanisme homeostasi yaitu dengan berusaha
untuk membuat keadaan stabil sebagai akibat adanya
perubahan variabel lingkungan. Mekanisme homeostasis
ini terjadi pada tingkat sel yaitu dengan pengaturan
metabolisme sel, pengontrolan permeabilitas membran sel
dan pembuangan sisa metabolisme. Suhu ekstrim,
perbedaan osmotik yang tinggi, racun, infeksi dan atau
stimulasi sosial dapat menyebabkan stress pada ikan
(Rondi, 2011).
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di
perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan
alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran
sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah
dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan
air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun
tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang
ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang
bersalinitas (kadar garam) 25-30%. Ikan mas tergolong
jenis omnivora , yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan
maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya
adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan tepi perairan (Anonim , 2011).
Insang luar merupakan derivat (turunan)
ektoderm kulit daerah brankial, tetapi tidak langsung
berhubungan dengan tulang viseral atau rongga viseral.
Pertumbuhan ingsang luar sama seperti proses
pertumbuhan bulu pada bangsa burung. Pembuluh darah
yang menyuplainya langsung berasal dari lengkung aorta
ke II, bela hanya terdapat sepasang insang baru. Insang
(dalam), lazim disebut insang saja terletak di dalam
tubuh daerah pangkal kepala dekat jantug. Insang pada
ikan tersusun dari lamellae branchilis (= filamen insang)
yang berdinding tipis mengandung banyak kapiler darah
(karena disnilah pertukaran gas terjadi), berjumlah
sepasang, masing-masing terdiri atas 5 lembar lamellae
branchiallis (Suntoro, 2001).
II. TUJUAN
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat
membandingkan kecepatan penggunaan oksigen pada
suhu yang berbeda.
III. MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa
mampu mengamati secara langsung kecepatan
penggunaan oksigen pada ikan serta mampu memahami
konsep respirasi pada hewan akuatik.
IV. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis / 8 November 2011
Waktu                        : Pukul 11.50 s.d 13.00
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III
Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a.       Termometer batang 1 buah
b. Stopwatch Handphone
c.       Becker glass 1000 ml / Toples 2 buah
2. Bahan
a.       Ikan mas koki 2 ekor
b. Es batu
c.       Air kran
d. Air panas
C. Prosedur Kerja
1. Memasukkan 2 ekor ikan mas koki yang
relatif sama besarnya ke dalam becker glass
yang berisi air kran, dan aklimatisasi selama
15 menit.
2. Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan
memasukkan ke dalam becker glass/ Toples
(A) yang berisi air kran (± 28 o C).
Menghitung dan mencatat frekuensi gerakan
(buka tutup) Operculum dalam 1 menit selama
5 menit.
3. Menambahkan es batu ke dalam becker glas/
Toples (A) yang berisi air hingga suhu air
mencapai ± 15 o C. Menghitung dan mencatat
frekuensi gerakan (buka tutup) Operculum
dalam 1 menit selama 5 menit.
4. Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan
memasukkan ke dalam becker glass/ Toples
(B) yang berisi air panas (± 40 o C).
Menghitung dan mencatat frekuensi gerakan
(buka tutup) Operculum dalam 1 menit selama
5 menit.
5. Mencatat pengamatan dalam tabel
pengamatan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Be
ck
er
Gla
ss
Suh
u
Awal
Air
Waktu (menit ke...) Rer
ata
1 2 3 4 5
(A) Nor
mal
28 o
C
14
0
15
5
13
7
15
9
13
0
144
(B) Ding
in
15 o
C
77 53 74 68 77 70
(C) Pan
as
40 o
C
21
1
20
4
21
0
17
0
21
2
201
Keterangan :
Backer glass (A) = air kran (± 28 o C)
Backer glass (B) = air dingin (± 15 o C)
Backer glass (C) = air panas (± 40 o C)
B.     Analisis Data
Frekuensi gerakan operculum pada :
1.    Backer glass (A) air kran (± 28 o C)
Rata –rata frekuensi pergerakan operculum
=
=
= 144 gerakan/ menit
2.    Backer glass (B) air dingin (± 15 o C)
Rata –rata frekuensi pergerakan operculum
=
=
= 70 gerakan/ menit
3.    Backer glass (C) air panas (± 40 o C)
Rata –rata frekuensi pergerakan operculum
=
=
= 201  gerakan/ menit
C. Analisis Grafik
Grafik hubungan antara gerakan (buka tutup) operculum
ikan mas koki dengan suhu air yang berbeda,
D.    Pembahasan
Pada praktikum ini, kita melakukan tiga kali percobaan
dengan suhu yang berbeda-beda dengan cara mengganti air
yang ada dalam toples dengan air air panas, air dingin (air
es) , dan air kran
1. Backer glass (A) air kran (± 28 o C)
Pada percobaan pertama ikan mas koki
dimasukkan ke dalam toples yang berisi air kran
dengan suhu ± 28 o C, dimana diperoleh rata-
rata frekuensi gerakan operculum setiap satu
menit adalah 144 di mana dari menit kemenit
gerakan operculum relatif konstan dan pada
menit kelima gerakan opekulum meningkat. Di
sini, air yang digunakan tidak telalu panas dan
dan tidak terlalu dingin secara teori
pernapasan ikan mas normal, sebab pada suhu
ini sesuai dengan tempat ikan mas koki hidup.
2. Backer glass (B) air dingin (± 15 o C)
Pada percobaan kedua, ikan mas koki
dimasukkan ke dalam toples yang berisi air
dingin dengan suhu ± 15 o C, dimana diperoleh
rata-rata frekuensi gerakan operculum setiap
satu menit adalah 70 dan dari menit ke menit
gerakan operculum semakain lambat. Hal ini
membuktikan bahwa dengan adanya penurunan
temperature, maka terjadi penurunan
metabolisme pada ikan yang mengakibatkan
kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya
melambat.
3. Backer glass (C) air panas (± 40 o C)
Pada percobaan ketiga ikan mas koki
dimasukkan ke dalam toples yang berisi air
panas dengan suhu ± 40 o C, dimana diperoleh
rata-rata frekuensi gerakan operculum setiap
satu menit adalah 201 dimana dari menit ke
menit gerakan operculum semakin lambat.
Disini, frekuensi yang diperoleh sangat besar,
karena suhu yang panas mempercepat respirasi
ikan mas koki sehingga gerakan operculum
besar, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu
maka aktivitas enzim semakin cepat pula,
sehingga aktivitas organisme meningkat dan
kebutuhan akan oksigen juga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Ikan Mas. http://www.wikipedia.com .
Diakses di Makassar pada tanggal 21 Desember
2011.
Rondi, Noego. 2011. Pengaruh Lingkungan Terhadap
Organisme Akuatik. http://noego.wordpress.com .
Diakses di Makassar pada tanggal 17 Desember
2011.
Suntoro, Susilo Handari, dkk. 2001. Anatomi dan Fisiologi
Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Sutarno, Nano. 2001. Biologi Umum Lanjutan II. Jakarta :
Universitas Terbuka
Tim Pengajar. 2011. Penuntun Biologi Dasar. Makassar :
Jurusan  Biologi FMIPA   UNM.